Oleh : Amirono.
Widyaiswara Madya
PPPPTK/VEDC BOE
RINGKASAN
Mesin pada kendaraan ringan tidak dapat berputar dengan sendirinya, dibutuhkan tenaga dari luar untuk mengengkol dan membantunya untuk hidup.
Diantara berbagai peralatan yang ada, sekarang auto mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam atau keluar dari/hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus (flywheel) mesin.
Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu maka dipergunakanlah motor seri DC (direct current)..Sebagai sumber tenaga baterai harus sesuai dengan daya yang diperlukan oleh motor starter, dan hambatan yang terjadi pada mesin itu sendiri
KATA KUNCI:
Fly wheel, ring gear, momen puntir.
Karena mesin tidak dapat berputar dengan sendirinya, dibutuhkan tenaga dari luar untuk mengengkol dan membantunya untuk hidup.
Diantara berbagai peralatan yang ada, sekarang auto mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam ataukeluar dari/hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus (flywheel) mesin.
Motor starter harus dapat membangkitkan momen punter yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu maka dipergunakanlah motor seri DC (direct current).
Mesin tidak akan dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan. Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal
Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada banyak faktor, contohnya :
Konstruksi Mesin : jumlah silinder, langkah torak, sistem bahan bakar, bentuk ruang bakar , dan kerakteristik karburator.
Kondisi Kerja Mesin : Temperatur, kelembaban udara, tekanan atmosfeer, pencampuran udara/bahan bakar dan karakteristik pengapian . Tetapi pada umumnya kecepatan putar berada pada daerah 40 sampai 60 rpm untuk motor bensin dan 80 sampai 100 rpm untuk motor diesel.
Alasannya mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai tingkat tertentu meliputi :
· Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada motor bensin, kecepatan udara masuk berpengaruh terhadap kerja karburator. Pada motor diasel, kecepatan putaran pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan terjadinya atomisasi bahan bakar secara sempurna.
· Temperatur yang terlalu rendah. Pada motor bensin, temperatur silinder yang rendah menghambat pengabutan bahan bakar. Pada motor diesel, hingga temperatur udara yang dikompresikan di dalam silinder tercapai, bahan bakar masih dapat saj gagal terbakar.
Karena karakteristik motor starter semakin rendah putarannya, ia akan mengambil arus lebih lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu untuk memberikan tenaga yang cukup ke sistem pengapian (pada motor bensin)selama pemutaran awal, karena tegangan di terminal baterai banyak turun. Bila ini terjadi, maka kemampuan pembakaran akan menurun, karena tegangan yang masuk ke kumparan primer dari ignition ciol tidak cukup, menyebabkan tegangan sekunder yang dikirimkan ke busi tidak
PEMERIKSAAN SISTEM STARTER DIDLAM KENDARAAN DAN DILUAR KENDARAAN
PEMERIKSAAN DIDALAM KENDARAAN
Jika mesin gagal/tidak dapat berputar atau berputar terlalu lambat pada waktu start, dan yakin bahwa ada masalah namum masalah tersebut bakan masalah mesin , tetapi masalah pada system starter, maka pemeriksaan system starter perlu dilakukan didalam mesin , sebelum motor starter dilepas dari mesin kendaraan . Ikuti tahap-tahap pemeriksaan seperti yang diberikan pada bagian berikut ini.

Gambar rangkaian sistem starter
Meskipun rangkaian system starter yang dipergunakan pada mobil berbeda-beda antara satu model dengan model yang lainnya, namun secara umum ada dua macam yaitu : menggunakan relay starter dan yang tidak menggunakan relay starter. Seperti yang ditunjukkan pada diagram dibawah ini , Terminal 30 selalu dihubungkan dengan Baterai dan terminal 50 dihubungkan dengan terminal ST pada kunci kontak.
Rangkaian starter pada kendaraan yang menggunkan transmisi otomatis, memiliki saklar posisi netral/netral switch , yang berfungsi untuk menghindarkan terhadap aktifasi start kecuali pada saat posisi gigi transmisi Netral (N) atau Parkir (P).
1. MEMERIKSA BATERAI
Perikasa apakah baterai dalam keadaan baik , dengan mengukur tegangan ( V1 seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini).
Dalam kondisi system starter baik, jika kunci kontan diputar ke posisi start (ST), baterai akan mengalirkan arus dalam jumlah besar ke motor starter . Adanya tahanan dalam baterai menyebabkan adanya penurunan tegangan . Jika tegangan yang terukur menunjukkan 9,6 Volt atau lebih pada saat itu, maka berarti baterai dalam keadaan normal. Periksalah adanya kerak-kerak karbon atau adanya sulfatisasi pada terminal-terminal baterai.
Penting !
Jika tegangan baterai dalam kondisi baik/normal, adanya batu sulfat dan korosi pada terminal-terminal baterai dapat mengakibatkan kinerja starter lemah, terjadi rugi tegangan sehingga tegangan sesungguhnya yang digunakan motor starter lebih rendah dari tegangan baterai, ketika di start/posisi kunci kontat Start

Gambar rangkaian sistem starter dengan Relay
2. PERIKSA KABEL BATERAI
Periksa tegangan pada terminal 30 motor starter pada saat starat (V2 lihat gambar)
Dalam keadaan kabel start tidak terhubung atau hubungan yang kurang baik, baterai akan selalu memberikan tegangan pada terminal, 30. Ketika arus besar mengalir melalui motor starter , maka tegangan yang yang digunakan motor starter sedikit lebih rendah dari tegangan yang terukur pada terminal baterai, hal ini disebabkan karena ada tahanan pada kabel baterai. Jika tegangan yang terukur pada terminal 30 8 Volt atau lebih pada saat ini,maka kabel starter dalam keadaan baik.. Sebaliknya jika tegangannya yang terukur kurang dari nilai tersebut, periksalah kerusakan kabel, perbaiki, atau ganti kabel tersebut.
3. PERIKSA RANGKAIAN KINCI KONTAK
Periksa tegangan pada terminal 50 motor starter (V3 pada gambar) pada saat kunci kontak pada posisi strart (ST), tegangan harus menunjukkan ( 8 Volt atau lebih ).
Penting !
pastikan gigi transmisi harus pada posisi netral (N) atau parkir (P) pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis
Jika tegangan pada terminal 50 tidak sesuai dengan spesifikasi pada saat kunci kontak pada posisi start , periksalah wiring diagram system starter dan periksa bagian-bagian yang ada kaitannya dengan komponen-komponen seperti : Sekring utama, kunci kontak, saklar netral , relay starter dan sebagainya. Ganti jika terdapat kerusakan.
Penting
Mengacu pada buku manual kendaraan untuk pertolongan dalam membedakan terminal 30 dan terminal 50 ( terminal 50 selalu menggunakan kabel dengan ukuran penampang lebih kecil , kabel dengan penampang besar digunakan untuk terminal 50 dan terminal C).
PEMERIKSAAN DILUAR KENDARAAN
Jika pemeriksaan didalam kendaraan telah menunjukkan bahwa motor starter rusak, motor starter harus dilepas dari kendaraan untuk dioverhauled. Sebelum memulai membongkar motor starter, maka pertama kali secara garis besar periksa dahulu bagian –bagian utama yang terkait dengan system starter agar pekerjaan overhaul nantinya menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Prosedur pemeriksaan motor starter tipe biasa dan tipe motor starter dengan gigi reduksi pada dasarnya sama, sehingga pada buku ini hanya akan dibahas tipe motor starter jenis biasa.
Penting
Lepas dahulu kabel negative baterai (-) sebelum melepas motor starter dari kendaraan , untuk mencegah terjadi hubungan singkat pada saat kunci/alat menghubung antara positif dan negative, atau terminal positif terhubung dengan bodi kendaraan .
Lakukan masing-masing pengetesan ini tidak lebih dari 3- 5 menit, agar kumparan motor starter tidak rusak/terbakar
Lihat petunjuk pada buku manual untuk melakukan pemeriksaan ini.
1. MEMERIKSA KUMPARAN PENARIK
Periksa bahwa pinion bergerak keluar , pada saat batarai dihubungkan pada motor starter seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Energi yang ditimbulkan pada pemeriksaan kumparan penarik dan kumparan penahan dan aktifasi switch magnetis tidak memutar motor starter.
Bila gear pinion tidak bergerak keluar, periksa kerusakan pada kumparan penarik, atau hambatan terlalu besar pada gerakan sliding plunyer atau penyebab kerusakan lainnya.

Gambar cara pemeriksaan kumparan penarik
2. MEMERIKSA KUMPARAN PENAHAN
Setelah selesai memeriksa fungsi kumparan penarik . periksalah bahwa gear pinion tidak tertarik kembali ke dalam pada saat kabel dari terminal C dilepaskan , plunger harus tetap pada posisinya karena kemagnetan masih tetap ada melalui kumparan penahan.
Jika pinion tertarik kembali kedalam pada saat pemeriksaan ini, periksa kerusakan kumparan penahan , hubungan masa yang kurang baik atau kerusakan lainnya.

Gambar cara pemeriksaan kumparan penahan
3. MEMERIKSA KEMBALINYA GEAR PINION
Jika pemeriksaan kumparan penahan telah selesai, lepaskan kabel dari bodi starter sperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Gear pinion harus dengan cepat tertarik kembali masuk kedalam, karena kumparan penahan tidak bekerja lagi, dengan bantuan pegas pengembali maka plunger akan kembali ke posisi semula. Jika gear pinion tidak kembali dengan segera, periksa kelelahan pegas pengembali, gesekan sliding plunger (gerakan plunger pada rumahnya ) yang kurang baik, atau penyebab lainnya.

Gambar cara pemeriksaan gigi pinion
4. PEMERIKSAAN TANPA BEBAN
a. Ikat/pasang dengan kokoh motor starter pada ragum atau pemegang yang kuat.
b. Hubungkan motor starter , dengan baterai dan ampere meter seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini . Gear pinion harus bergerak maju kedepan dan motor starter berputan dengan halus.

Gambar cara mengukur arus listrik pada motor starter
c. Catat dan baca arus yang mengalir melalui Ampere meter bila motor starter telah stabil. Nilai hasil pengukuran harus sesuai dengan range spesifikasi pada buku manual
d. Periksa kembalinya gear pinion , dan motor harus segera berhenti berputar ketika kabel dilepaskan dari terminal 50 (ini hanya perlu untuk motor starter tipe biasa/konvensional). Jika motor starter tidak dapat berhenti dengan segera,maka berarti rem ankerny rusak.
Penting
jumlah arus listrik yang mengalir melalui sirkuit dalam test tanpa beban bervariasi
Tergantung dari motor starter, kebanyakan arus mengali berkisar 200 sampai 300
Ampere untuk beberapa motor starter. Lihat data pada buku manual sebelum melakukan pemeriksaan ini. Pastikan bahwa ampere meter telah di seting dengan benar, baik hubungan kabel maupun batas ukur ampere meter. Hati-hati pada waktu mempergunakan kabel berpenampang besar
PEMECAHAN GANGGUAN SISTEM STARTER (TROUBLESHOOTING)
Gangguan starter dapat dikategori dalam 2 macam gangguan :
· Mesin dapat diengkol normal tetapi gagal untuk hidup
· Putaran engkol terlalu rendah untuk dapat dihidupkan
Penting :
Jika mesin diengkol normal tetapi tidak berhasil hidup, maka kemungkinan kesalahan/gangguan pada,system pengapian, system bahan bakar, atau kompresi yang terlalu rendah. Disisi lain jika putarn engkol terlalu rendah untuk menghidupkan mesin maka biasanya gangguan terletak pada system starter, namun kadang-kadang bias juga gangguan terletak pada mesin itu sendiri.. Pada temperature yang sangat rendah contohnya, diperlukan torsi yang lebih besar untuk mengengkol mesin/memutar mesin disebabkan karena kekentalan system pelumas yang sangat tinggi.
Didalam memecahkan gangguan perlu diamati secara saksama apa penyebab terjadinya suatu gangguan, karena dengan pengamatan yang baik dapat dilokalisasi dengan teliti penyebab gangguan tersebut.
GANGGUAN SISTEM STARTER
Ada kurang lebih enam gejala/tanda untuk mengetahui gangguan pada system starter yaitu :
1. Pada saat kunci kontak diputar ke posisi start (ST) motor starter tidak berfungsi sama sekali (Gear pinion tidak maju, dan motor starter tidak berputar)
2. Pada saat kunci kontak diputar ke posisi start (ST) ,Gear piniom maju kedepan (ada bunyi klik seperti biasanya) tetapi motor tetap sajab tidak aktif atau tidak berputar
3. Pada saat kunci kontak diputar ke posisi start (ST) gear pinion mulai maju dan berputar , namun kemudian berhenti lagi
4. Motor starter terus saja berputar walaupun kunci kontak sudah diputar kembali ke posisi ON dari posisi sebelumnya ST
5. Pada saat kunci kontak diputar ke posisi start (ST) gear pinion maju kedepan . Pinion berputar dan menimbulkan suara keras yang tidak biasa, tetapi mesin tidak berputar
6. Ketita kunci kontak diputar kembali ke posisi start (ST) segera setelah mesin gagal hidup, gigi pinion menimbulkan suara keras yang tidak biasanya .(hanya berlaku pada motor starter tipe konvensional)
KESIMPULAN:
1. Motor starter pada mesin berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi energy mekanik yang berupa gerak putar. Untuk memutar poros engkol, sehingga mesin dapat hidup..
2. Dengan memperhatikan kerja masing – masing komponen pada motor akan mendukung kerja motor starter secara maksimum.
3.Bateri merupakan sebagai sumber energi untuk memulai kerja motor starter.
DAFTAR PUSTAKA.
1. VEDC, 1990, Servis Mobil, VEDC Malang Automotive Departement, Vocational Education Development Center Malang Indonesia
2. Toyota, 1980, Service Training Information, Toyota Motor Sales CO. LTD, Japan
3. Bosch Technische Unterrictung, Elektrotechnik, Robert Bosch,Stuttgart
4. Europa Lehrmitel 2012, Kraftfarhrzeugtechnik, VERLAG EUROPA LEHRMITEL Nourney, Vollmer GmbH & Co. KG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar